“Bahkan dari kalangan bangsa Jin bertadabbur al-Qur’an” Jelas Syeikh Naseer Al Omar dalam tabligh akbar bertema “Indonesia Mentadabbur al-Qur’an”, di Jakarta, Ahad (02/06/2013) lalu.
Menurut Sekjend Ikatan Ulama Muslim Dunia ini, tidak ada orang yang
lebih zalim dari seorang muslim yang mengetahui tentang keutamaan ayat –
ayat Allah, namun ia lalai darinya. Untuk menghindari kelalaian itu,
seorang muslim harus belajar metadabburi al-Qur’an.Menurut Syeikh Naseer, tadabbur al-Qur’an adalah berusaha memikirkan tentang ayat-ayat al-Qur’an. Berusaha memahami makna-makna yang terkandung di dalamnya. Dengen belajar mentadabburi al-Qur’an kita telah menemukan salah satu cara membangun pemahaman aqidah yang benar.
“Meskipun seorang muslim rajin membaca al-Qur’an bahkan menghafal al-Qur’an, jika ia tidak mampu mentadabburi al-Qur’an maka ia telah lalai dari al-Qur’an,” jelasnya lagi.
Kegiatan ‘Indonesia Mentadabbur al-Qur’an’ ini juga dihadiri Menteri Agama Suryadharma Ali, Ustad Yusuf Mansur, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustad Bachtiar Nasir Lc.
Tadabbur dan tafsir
Syeikh Naseer menjelaskan, tadabbur al-Qur’an berbeda dengan tafsir al-Qur’an. Katanya, tafsir al-Qur’an adalah milik para ulama. Katanya, hanya ulama yang berhak untuk menafsirkan ayat al-Qur’an.
“Karena tafsir itu adalah mengetahui hukum-hukum yang tergantung di dalam al-Qur’an,” jelasnya.
Sedangkan tadabbur al-Qur’an, katanya, adalah memikiran tentang ayat-ayat al-Qur’an. Tadabbur adalah berusaha memahami kandungan makna di dalam ayat-ayat al-Qur’an.
“Apabila kita mentadabbur al-Qur’an itulah bukti kita mencintai Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Tadabbur al Qur’an mampu mengobati hati, membersihkannya dari syirik dan memperbaiki akidah kita,” imbuhnya.*
Sumber
