Hidayatullah.com—Jika
ingin menjadi seorang Muslim yang tangguh namun tetap memiliki jiwa
tauhid yang benar dan lurus maka pembentukannya harus dimulai sejak anak
dalam kandungan.Namun seringkali orangtua baru memulainya saat buah
hati sudah lahir.
“Padahal golden age (masa keemasan) itu dimulai sejak ia
dalam rahim ibunya pada masa awal kehamilanpun ia sudah mampu meresepon
setiap ransangan,” ungkap dr.H.Hanny Ronosulistyo,SP.OG (K),MM, kepada hidayatullah.com di Bandung,Kamis (23/05/2013)
Lebih lanjut Hanny yang juga Direktur RS Al Ihsan Bandung tersebut
menjelaskan bahwa jauh sebelum ilmu psikologi dan dunia kedokteran
berbicara soal pembentukan karakter anak,sebagai umat Islam Quran telah
mengajarkan bagaimana membangun jiwa tangguh tersebut dimulai.Ia juga
menambahkan bahwa pendidikan yang paling sempurna itu ialah pendidikan
di dalam rahim.
“Tempat yang suci dan mulia (rahim) yang berisi jiwa yang suci dan
mulia pula maka pendidikan yang suci dan mulia (Quran) pula yang harus
diberikan.Hanya ibu yang mapan secara kejiwaanlah yang mampu mendidik
dan melahirkan generasi yang tangguh itu,” imbuhnya.
Hanny yang mengaku sudah puluhan tahun menjadi dokter kandungan dan
konselor bagi pasangan suami istri tersebut senantiasa menganjurkan
agar ibu selalu mengajarkan kebaikan dan keshalehan sejak dalam
kandungan.Kelembutan dan kesantunan ibu dalam bertutur mampu menstimulus
janin menjadi pribadi yang lembut namun berjiwa periang.
Ia sendiri berpendapat bahwa kualitas anak seperti ketangguhan hidup
dipengaruhi dari ibunya. Sementara kemampuan meraih cita seperti
sukses berkarier,menjadi orang kaya itu dipengaruhi dari sang bapak.Maka
dari itu pasangan suami istri harus saling memberi dukungan dan saling
menguatkan selama menjalani masa sembilan bulan yang menakjubkan
tersebut.
Meski urusan kehamilan adalah wewenang dan kuasa Allah namun menurut
Hanny sebagai manusia diwajibkan untuk merencanakan serta
mempersiapkannya secara matang.Urgensi perencanaan kehamilan sangat
berpengaruh dalam proses kehamilan dalam kaitannya dengan pendidikan
anak dalam kandungan.
“Biasanya kehamilan yang tidak dikehendaki
seringkali terjadi saling menyalahkan,ujungnya anak yang
disalahkan.Dalam menjalani proses kehamilanpun sering kali diikuti rasa
“kurang ikhlas” menerima karunia tersebut. Hal ini juga berpengaruruh
dalam terbentuknya karakter anak nantinya,”ujarnya.
Prasangka positif
Sementara metode yang baik menurutnya adalah seorang ibu agar
senantiasa berkata dan selalu berprasangka yang postif apapun yang
tengah dialami. Meski Hanny sendiri tidak melarang ibu hamil
memperdengarkan musik kepada sang janin,namun ia menyarankan metode
memperdengarkan al-Quran adalah cara terbaik menstimulus anak yang sehat
secara lahir dan batin sejak dini.
“Selama masa kehamilan tolong
sang ibu mengkonsumsi “vitamin Q” (baca al-Quran) yang banyak. Dijamin
tidak ada istilah overdosis, efeknya sangat baik bagi ibu maupun sang
janin,”pungkasnya memberi saran.*
Rep: Ngadiman Djojonegoro
Red: Cholis Akbar

