SETIAP
Muslim yang pernah menunaikan haji atau umrah tentu akrab dengan
pintu-pintu mulia Masjid al-Haram, Makkah. Salah satunya adalah pintu
Malik Fahd, yang terletak di sebelah kanan pintu Malik Abdul Aziz dari luar Masjid al-Haram. Sekali waktu, cobalah Anda meluangkan waktu naik ke lantai dua masjid mulia tersebut melalui pintu Malik Fahd. Niscaya di lantai atas itu tersaji sebuah pemandangan yang menggetarkan hati. Sebanyak 60 lebih halaqah tahfidzh (menghafal) al-Qur’an binaan Ma’had Dar al-Arqam bin Abi al-Arqam berserak rapi memenuhi ruangan tersebut.
Di setiap pojok halaqah (lingkaran), tampak seorang murabbi
(pembina) duduk melingkar bersama mereka. “Jumlah siswa penghafal di
sini sebanyak 2500 siswa,” terang Syaikh Abdullah Ali Barnawi menjawab
kekaguman itu. Syaikh Abdullah sendiri mengaku telah puluhan tahun
mengabdikan dirinya sebagai salah seorang pengajar di Ma’had Dar
al-Arqam bin Abi al-Arqam. Sebuah ma’had (pesantren) tahfidzh al-Qur’an yang menginduk ke al-Jam’iyah al-Khairiyah li Tahfidzh al-Qur’an, Makkah.
Berdiri
sejak tahun 1961 (1382 H), al-Jam’iyah al-Khairiyah –demikian sebutan
akrabnya- menjadi lembaga penghafal al-Qur’an pertama di Arab Saudi
yang berdiri secara formal. Ide ini sendiri bermula dari kerisauan
Syaikh Muhammad Yusuf Siti Rahimahullah, seorang ulama Pakistan yang
setiap tahunnya menunaikan ibadah puasa Ramadhan di kota Makkah. Suatu
hari ia kaget bukan kepalang tatkala mendapati seorang imam masjid di
kota Makkah tapi bukan penghafal al-Qur’an. Ketika itu ia mendapati sang
imam sedang memimpin shalat berjamaah di masjid sambil memegang mushaf
di tangan kanannya.
Membina ratusan halaqah
Di Masjid al-Haram, al-Jam’iyah al-Khairiyah membina puluhan halaqah tahfidzh bagi mereka yang hendak menghafal al-Qur’an. Semua jenjang pembelajaran dan hafalan ada di sini. Mulai dari halaqah
usia dini (4-6 tahun) yang baru mengeja huruf al-Qur’an hingga kelompok
siswa yang menyetor atau memiliki hafalan yang banyak. Menariknya,
meski baru mengeja huruf al-Qur’an tak sedikit diantara mereka yang
sudah mengantongi tiga sampai empat juz hafalan al-Qur’an. “Kami juga
membiasakan para siswa untuk rajin menyimak bacaan al-Qur’an, sebab hal
itu sangat mendukung hafalan mereka,” terang Syaikh Abdullah saat
dikunjungi Hidayatullah.com medio 2012 kemarin.
Selain membina halaqah tahfidzh di Masjid al-Haram, kini al-Jam’iyah al-Khairiyah memiliki ratusan halaqah tahfidzh yang tersebar hampir di setiap masjid di kota Makkah. Dengan jumlah halaqah
tersebut, tak heran setiap tahunnya al-Jam’iyah al-Khairiyah mampu
menamatkan siswanya hingga seribu lebih penghafal dalam setahun.
Uniknya, dalam urusan hafalan, al-Jam’iyah al-Khairiyah tak membedakan
usia para siswa. “Yang membedakan mereka di sini hanyalah mujahadah
saja,” terang Syaikh Abdullah lagi. “Siapa tekun ia dapat,” pungkas Syaikh sambil tersenyum.
Bagi yang
ingin mendaftar, tak ada aturan khusus buat mereka. Syaratnya mudah dan
siapa saja boleh ikut. Mereka hanya dipersyaratkan hadir secara rutin
setiap hari, usai shalat Ashar hingga pukul 22.00 waktu setempat.
Olehnya, hal itu tidak mengganggu kegiatan belajar formal mereka di
sekolah. Setiap pagi mereka tetap bisa sekolah hingga siang hari.
Al-Jam’iyah al-Khairiyah juga tak memungut biaya apapun selama masa
belajar. Alhasil, lewat aturan sederhana ini, setiap waktu jumlah siswa
penghafal terus membludak di setiap halaqah yang tersebar.
Sejak tahun 1965 (1386 H), al-Jam’iyah al-Khairiyah juga mengadakan musabaqah
(lomba) hafalan al-Qur’an. Lomba yang diadakan pada setiap malam 27
Ramadhan di Masjid al-Haram ini kerap menghadirkan sejumlah ulama
terkenal dan pejabat kerajaan.
Ma’had Dar al-Arqam bin Abi al-Arqam
Masih di
lantai yang sama di Masjid al-Haram, al-Jam’iyah al-Khairiyah juga
mendirikan Ma’had Dar al-Arqam bin Abi al-Arqam li Tahfidz al-Qur’an.
Berbeda dengan halaqah tahfidzh lainnya, para siswa Ma’had Dar al-Arqam tidak lagi sebatas menyetor atau muraja’ah (mengulang) hafalan saja. Mereka juga belajar formal dengan masa tertentu sesuai jenjang pendidikan siswa tersebut.
Dalam perkembangannya, Ma’had Dar al-Arqam memiliki tiga kelas yang berbeda. Kelas pertama adalah Qism al-Hifdzh wa al-Itqan. Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang telah menamatkan hafalan 30 juz. Setiap siswa dipersyaratkan mengantongi syahadah (ijazah) lulus hafalan 30 juz. Dalam kelas ini para hafidzh (siswa penghafal)
dididik untuk mendalami lebih jauh hafalan mereka hingga benar-benar
melekat. Termasuk di dalamnya penguasaan tajwid secara sempurna baik
praktik maupu teori. Untuk target tersebut, siswa Qism al-Hifdzh bakal mempelajari kitab al-Burhan fi Tajwid al-Qur’an,
karangan Syaikh Muhammad Shadiq Qamhawi. Masa belajar kelompok ini
selama dua tahun. Hingga kini, tercatat sebanyak 4319 siswa penghafal
yang dinyatakan lulus dari program di atas.
Kelas kedua adalah Qism al-Kibar,
sebuah program yang tidak mengikat target hafalan dan waktu belajar.
Siapa saja boleh datang dan mendaftar. Sebagaimana para peserta kelas
ini bebas menentukan berapa lama ia belajar. Bisa sehari, sepekan,
hingga bertahun-tahun lamanya juga tak masalah. Sesuai namanya, kelas
ini tidak mengikat umur dan pekerjaan. Tak heran, program ini disesaki
oleh para jamaah haji dan umrah atau siapa saja yang datang berziarah ke
Makkah. Dalam kelas ini, para masyaikh siap melayani dengan penuh kesabaran tahsin al-qiraah (perbaikan bacaan) peserta kelas tersebut. Para masyaikh juga siap menerima setoran hafalan sekiranya mereka juga hendak menyetor hafalan.
Kelas berikutnya yaitu, program khusus yang bernama Qism al-Qira’at. Berjalan sejak tahun 2003, program ini terbilang baru di Ma’had Dar al-Arqam. Selama tiga tahun, para hafidzh belajar mendalami bacaan Qiraah al-Asyr (sepuluh jenis bacaan al-Qur’an). Termasuk di dalamnya menekuni kitab “Taqrib al-Ma’ani Syarh asy-Syatibiyah). Sebagai kelas “elite”, calon siswa Qism al-Qira’at wajib mengantongi syahadah Qism al-Hifdzh wa al-Itqan terlebih dahulu, sebagai syarat mendaftar di kelas al-Qira’at. Bahkan, hingga saat ini tercatat baru 85 orang penghafal yang dinyatakan lulus dari kelas tersebut.
Halaqah khusus wanita
Dengan segala ritme yang terus bergulir, tak menjadikan al-Jam’iyah al-Khairiyah luput perhatian untuk mendirikan halaqah khusus bagi para calon hafidzhah (siswa penghafal wanita). Tercatat sejak tahun 1968 (1389 H), al-Jam’iyah al-Khairiyah telah menamatkan hafidzhah
sebanyak 3976 orang penghafal hingga tahun 2011 kemarin. Layaknya siswa
laki-laki, seluruh siswa wanita tersebut tersebar di seluruh masjid di
kota Makkah kecuali di Masjid al-Haram tentunya.*/Masykur

